Mengenal Leong Daging Babi, Kuliner Khas Mamasa
JOURNALINVESTIGASI.COM, MAMASA – Kabupaten Mamasa berada kurang lebih 90 Km di Sebelah Timur ibu kota Provinsi Sulawesi Barat.
Secara geografis, wilayah Kabupaten Mamasa berbatasan langsung Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Sebagai satu-satunya daerah berada di pengunungan, Mamasa memiliki kekayaan alam dan budaya yang tak dimiliki lima kabupaten lainnya di Sulbar.
Secara culture, kearifan lokal masyarakat Mamasa tak jauh beda dengan kearifan masyarakat Tana Toraja.
Tak heran jika banyak kesamaan adat istiadat, kearifan dan budaya yang dimiliki Toraja dan yang dimiliki Mamasa.
Satu diantaranya adalah kuliner tradisionalnya.
Jika di Toraja punya masakan khas, maka Mamasa juga punya satu jenis masakan khas yang sama persis masakan khas Toraja.
Masakan khas itu disebut leong, di Toraja disebut Pa’piong.
Leong berasal dari bahasa Mamasa yang jika diartikan, maka bermakna sesuatu yang dicampur ke dalam sebuah wadah.
Jenis makanan ini terbuat dari bahan sederhana.
Masakan khas ini merupakan olahan daging yang dicampur sayur-sayuran.
Namun, di Mamasa, leong umumnya menggunakan daging babi dan sayur miana.
Bahan berupa daging dipotong seperti dadu berukuran 2 hingga 4 Cm.
Daging yang sudah dipotong dicampur dengan daun miana, lalu diberikan bumbu penyedap rasa, garam, daun bawang, bawang merah dan bawang putih, cabai serta berbagai bumbu pelengkap.
Setelah bumbu dan daging serta sayuran menyatu, lalu dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan.