Mahasiswa Diduga Dipukul Saat Unjuk Rasa di Mamasa, Ketua KMB Majene Minta Kapolri Evaluasi SOP Pengamanan
JOURNALINVESTIGASI.COM, MAMASA – Unjuk rasa mahasiswa dan forum guru di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat pada Selasa (29/8/2023) kemarin, diwarnai aksi represif sejumlah aparat kepolisian.
Pada aksi unjuk rasa merespon kedatangan staf KPK di Kantor Bupati Mamasa, mahasiswa mendapat tindakan represif dari oknum kepolisian yang bertugas mengamankan jalannya aksi itu.
Namun, kericuhan nyaris tak terhindarkan sesaat setelah pihak demonstran berupaya memblokade jalan, namun dihalangi aparat keamanan.
Karena tak terima, terjadi aksi saling dorong antara pengunjuk rasa dan keamanan.
Di waktu yang bersamaan, salah seorang mahasiswa meneteskan darah di wajah lantaran diduga terkena pukulan dari oknum aparat.
Tindakan represif dari kepolisian terhadap Mahasiswa, pun mendapat kecaman dari berbagai pihak lantaran dinilai arogan dan terkesan bersikap premanisme.
Sebabnya, Ketua Kerukunan Mahasiswa Balla (KMB) di Majene, Frengki Wijaya Deppalanna, beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oknum aparat itu menciderai demokrasi.
“Sikap aparat pengayom dan pelindung masyarakat semakin menunjukkan perilaku yang tidak pantas di tengah masyarakat, mereka berlagak sebagai pagar penguasa di tengah penderitaan masyarakat,” kata Frengki Wijaya Deppalanna, kepada Journalinvestigas.com, Rabu (30/8/2023).
Karenanya, Frengki meminta Kapolri agar mengevaluasi standar operasional prosedur (SOP) pengamanan aksi unjuk rasa.