Namun, dari hasil pantauannya, terdapat lembah di belakang pemukiman warga.
“Saya berspekulasi bahwa ini akan longsor, tetapi saat ini belum terjadi longsor, ini masih tanah bergerak,” tambahnya.
Senada itu, Kepala Desa Pidara, Arianus D, mengatakan ada sebanyak 15 rumah yang terdampak.
Adapun dalam jumlah rumah yang mengalami kerusakan itu, terdapat 19 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 70 jiwa.
Terhadap bencana ini, Arianus berharap bantuan logistik dan alas tidur bagi pengungsi yang tinggal di tenda darurat.
“Kami sangat membutuhkan tikar dan kebutuhan pokok,” harap Arianus.
Dapat digambarkan bahwa perkampungan yang mengalami bencana itu, berada di atas punggung perbukitan.
Di belakang perumahan warga terdapat lembah yang di bawahnya dilalui aliran sungai kecil.
Tanah amblas yang terjadi beberapa hari terakhir, mengakibatkan pemukiman itu terancam hilang.
Pasalnya, sebagian besar pekarangan warga amblas, dan tak dapat lagi dijadikan hunian.
Terhadap kondisi ini, Bupati Mamasa, H. Ramlan Badawi, mengatakan pihaknya akan mengusulkan ke pemerintah pusat, agar dilakukan relokasi. Â
“Kita akan usulkan ke pusat, manakala kampung ini terdapat rongga di bawahnya, maka akan direlokasi,” ungkap Bupati Mamasa, saat meninjau lokasi bencana sore tadi.
“Besok kami akan rapat koordinasi untuk penanganan bencana,” sambungnya.
Ramlan menambahkan, hingga saat ini belum diketahui penyebab tanah bergerak itu.