“Ada salah satu tenaga honor yang ikut aksi karena sejak bulan februari tidak dibayarkan gajinya,” ungkap Markus, siang tadi.
Namun ia menyayangkan karena saat menyampaikan aspirasi, mahasiswa kata Markus, mendapat intimidasi dari Satpol PP.
“Kami instruksikan bakar ban tapi dihalangi Satpol PP,” ungkap Markus.
Sementara itu, Kepala Satpol PP, Welem, mengatakan pihaknya mengapresiasi aspirasi yang disampaikan mahasiswa.
Kendati begitu, ia menyayangkan aksi yang dilakukan mahasiswa membakar ban.
Pasalnya, ia menilai pembakaran ban dapat merusak fasilitas umum.
“Kami apresiasi tetapi jangan membakar ban. Ini membakar ban melukai masyarakat Mamasa,” ungkap Welem.
Welem, tak menampik, pada penyampaian aspirasi, terjadi kericuhan saat mahasiswa berupaya membakar ban dan direbut Satpol PP.
Tetapi, dia memastikan tidak ada kontak fisik antara aparat dan mahasiswa.
“Tidak ada pukul memukul, baik kami maupun mereka. Tidak ada sentuhan kekerasan,” tandasnya.