Ratusan keluarga korban baik dari kalangan mahasiswa dan pemuda serta tokoh masyarakat, secara bergantian menyampaikan aspirasi.
Mereka memblokade jalan poros Mamuju-Mamasa dengan membakar ban di tengah jalan di depan rumah korban.
Darius Toding, adik kandung korban, mengatakan hingga 30 hari usai peristiwa itu, belum ada kejelasan dari pihak kepolisian siapa pelaku pembunuhan sadis itu.
Menurut dia, informasi yang diterima dari kepolisian bahwa kasus ini masih tahap penyidikan.
Karena pelaku belum ditangkap, pihak keluarga merasa resah dan trauma.
“Efek yang ditimbulkan kasus ini yaitu kami keluarga merasa trauma,” kata Darius, pagi tadi.
Karenanya, ia meminta Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, agar membantu Polda Sulbar dan Polres Mamasa, mengungkap kasus itu.
“Jangan biarkan pelaku berkeliaran, bahkan mengancam kehidupan masyarakat, jika tidak segera diatasi,” katanya.
Dia menegaskan, jika dalam dua hari ke depan kasus ini belum menemukan titik terang, maka pihaknya akan melakukan aksi yang lebih besar.
“Ke mana pun, kami akan mempertanyakan kasus ini,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Mamasa, AKBP Harry Andreas, mengatakan, pihaknya mengerti dan memahami perasaan pihak keluarga.
Dengan demikian, ia meyakini bahwa aksi dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap kepolisian untuk bekerja keras mengungkap kasus itu.
Kata dia, kepolisian akan berusaha semaksimal mungkin mengungkap kasus itu secepatnya.
Di hari ke 30 ini, petugas lanjut dia, sudah melakukan upaya penyidikan dan pengumpulan alat bukti.