Dari hasil visum, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Namun setelah diidentifikasi, korban ternyata memiliki riwayat penyakit hipertensi.
“Kata dokter, korban sering berobat karena tekanan darah, ada kemungkinan tekanan darahnya naik waktu angkut bambu,” terangnya.
Terhadap kejadian ini, pihak keluarga menerima bahwa korban meninggal bukan karena ada tindakan kekerasan.
“Ini murni kecapean, memang punya riwayat penyakit tekanan darah,” bebernya.
Menurut pengakuan saksi, Aripin, sebelum korban ditemukan tak bernyawa, korban sempat pamit angkut bambu.
“Sebelum meninggal dia bilang saya naik dulu satu kali baru istirahat,” ujar Aripin.
Berselang sejam, korban tak kunjung datang.
Dia lalu menyusul ke tempat korban ambil bambu.
Setiba di TKP, ia melihat korban dalam posisi terbaring.
Dikira tidur, Aripin berusaha membangunkan korban namun tak direspon.
Ia kaget setelah memastikan korban sudah tidak bernyawa.
“Saya kira tidur, saya bangunkan ternyata sudah meninggal, akhirnya saya suruh orang melapor di Polres,” pungkasnya.(*)