Mengenai pesan dalam sebuah grup Whatsapp yang kemudian mengundang keributan dalam pemberitaan sama sekali diluar dari keinginannya.
“Berkaitan dengan yang saya tulis di Whatsapp group kami, saya minta maaf sebab saya yang salah intepretasi,”
“Sesungguhnya apa yang disampaikan PJ Bupati Mamasa saya tidak menangkap dengan baik, ini murni saya salah tangkap informasi bukan kesalahan PJ,” tambah Miten.
Miten lanjut menerangkan, adapun pesan dalam group tersebut merupakan hal yang hendak didiskusikan, namun sangat dia sesalkan karena harus sampai diluar.
“Saya juga meminta maaf pada saudara, Wahyuandi yang merasa terpojokkan atas pesan tersebut. Sebetulnya, itu adalah privasi kami namun saya tidak tau mengapa sampai keluar, ” Tutur Miten.
Merespon iktikad baik itu, Wahyuandi mengungkapkan, dirinya berterimakasih sebab dengan kerendahan hati, Miten Lullulangi bersedia memberikan klarifikasi dan meminta maaf.
“Sehingga mengenai permintaan maaf yang disampaikan tentu diterima dan saya juga minta maaf jika sepanjang masalah ini ada yang tidak berkenan di hati, baik itu melalui tulisan pemberitaan maupun sikap saya dalam proses komunikasi, ” Ungkap Wahyuandi.
Ketua IJM, Kediliston usai memfasilitasi kegiatan tersebut menyampaikan, terlepas dari profesi sebagai jurnalis sikap IJM secara kelembagaan selalu mengedepankan budaya orang Mamasa dalam menyelesaikan setiap masalah.
“Ke depannya saya berharap publik dapat lebih memahami dan menghargai kerja-kerja jurnalis, dan khusus rekan-rekan seprofesi juga semakin bijak dalam memahami setiap persoalan serta mengedepankan Kode Etik Jurnalis,” pintanya.