Ist: Wulan, Mapala Asal UNM saat berada di Puncak Gandang Dewata
JOURNALMAMASA, MAMASA – Gunung Gandang Dewata menyimpan banyak misteri. Keindahan dan keagungan tampak jelas, terkadang hasrat bagi para pendaki untuk menaklukkannya pun sangat besar.
Meski lelah, dengan jalur pendakian yang sulit, tetap ditempuh. Raga seolah tak kuat untuk menanjak, tapi harapan dan keinginan besar tetap membuat kaki terus melangkah.
Gunung Gandang Dewata, berada di atas pegunungan Sulawesi Barat (Sulbar), tepatnya di Kabupaten Mamasa. Dengan ketinggian 3037 Meter di Atas Permukaan Laut (MDPL).
Ketika berada di puncak, keindahan alam yang disajikan Taman Nasional Gandang Dewata seolah menjadi penghilang lelah.
Namun untuk berada di puncak, ada berbagai rintangan mesti dilalui. Terkadang, sulit untuk dijelaskan oleh logika.
Hal itu dialami oleh Wulandari Asad (25) alumni Universitas Negeri Makasaar (UNM) Makassar, salah satu mahasiswa pecinta Alam, ketika melakukan pendakian di Gandang Dewata bersama beberapa rekannya pada 2 November 2020 lalu.
Untuk tiba di puncak Gunung Gandang Dewata, Wulan dan rombongannya harus menempuh perjalanan selama lima hari.
Di kawasan Gunung itu, tak sedikit pendaki dikabarkan tersesat. Bahkan beberapa diantaranya ditemukan meninggal dunia setelah berhari-hari tersesat dalam kawasan hutan itu.
Pada tahun 2007 lalu, Gunung Gandang Dewata menelan korban. Para pendaki dari dari satuan TNI-AD yakni Mayor Lantang (Kasi Lidikpam POMDAM VII Wirabuana), kini POMDAM XIV HSN, Alexander, Rivai dan Azis dikabarkan hilang dan hingga kini belum ditemukan.