JOURNALINVESTIGASI.COM, MATENG – Anjloknya harga sawit di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat, mengakibatkan petani merugi hingga puluhan juta rupiah.Â
Kerugian itu dialami Ramba, salah seorang petani asal Desa Tobadak 1, Kecamatan Tobadak, Mateng.Â
Ramba mengatakan, saat ini harga buah kelapa sawit per kilogram mengalami penurunan hingga 600 rupiah.
Padahal sebelumnya, harga buah sawit di Matang, mencapai Rp.1500.
Belum lagi lanjut dia, pupuk saat ini mengalami kenaikan harga 250 ribu hingga 300 ribu rupiah per zaknya.Â
Seperti halnya harga pestisida yang mencapai Rp. 300 untuk ukuran 5 liter.Â
“Harga sawit turun tetapi harga kebutuhan untuk peningkatan produksi pertanian naik,” ujar Ramba, kepada wartawan, Rabu (13/7/2022).
Karenanya, kata Ramba, sebagian besar petani mengalami kerugian.Â
Sementara hasil jualan dibagi tiga, yakni Rp. 600 rupiah, dibagi kepada pihak buruh dan sopir yang memuat hasil panen. Sisanya untuk pemilik lahan.Â
“Kalau hasil panen saya biasa mencapai 10 ton, setiap satu kali panen, atau seharga kurang lebih Rp.15 juta. Itu untuk harga lama,” ungkapnya.Â
Namun, jika dibandingkan kondisi saat ini, menurut Ramba, petani tidak dapat apa-apa.Â
“Kami petani tidak dapat apa-apa karena hasilnya harus dibagi tiga dalam per kilogramnya,” beber dia.Â
Karena kesal harga sawit anjlok, Ramba mengaku terpaksa membakar hasil panen.Â
“Terpaksa dibakar karena kalau di pohonnya juga, bisa bikin rusak,” pungkas Ramba.(*)