Foto: Efrain, Petani Kopi Arabika, warga Desa Sikamase, Kecamatan BambangĀ
JOURNALMAMASA, BAMBANG – Petani kopi arabika di Ulumambi, Desa Sikamas, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, mengeluh lantaran harga kopi anjlok, hingga merugi.
Itu disebabkan karena minimnya pemasaran hasil produksi kopi oleh petani, karenanya, harga kopi penurunan hingga 50 persen.
Setiap tahun di bulan Juni sampai bulan Agustus, petani kopi di Ulumambi menghasilkan kopi hingga ribuan liter
Tapi sayang, harga menjadi tantangan tersendiri bagi petani kopi arabika.
Itu karena harga kopi arabika selalu mengalami penurunan saat panen tiba, akibatnya, hal itu menurunkan semangat para petani.
Efrain salah seorang warga Ukumambi mengatakan, biasanya jika bukan musim panen ,harga kopi mencapai Rp.27.000, jika musim panen tiba, harga kopi hanya di kisaran Rp. 9.000.
bisa mencapai Rp.17.000/liter, saat panen bisa mencapai Rp. 9.000/liter sedangkan pengeluaran biaya pengolahan kebun dan biaya panen cukup besar”.
Sementara upah kerja kata Efrain, untuk panen upah kerja bagi buruh tani Rp.85.000, sedangkan kopi yang dipanen setiap harinya hanya mencapai 15 liter perorang.
“Jadi keuntungan hanya mencapai Rp.50.000, sedangkan untuk mengangkut hasil panen ke pasar, memakan biaya Rp.1.000 perliter, mengingat jalan ke Ulumambi cukup sulit dijangkau,” ungkap Efrain, Rabu (7/10).
Dengan begitu, Efrain berharap agar pemerintah, khususnya pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten, menjadi fasilitator bagi petani untuk pemasaran.