“Tidak lama saya pulang, dia suruh ka lagi ke warung, dia bilang kalau kamu tidak mau ambil itu uang tidak selamat ko kalau ada yang angkat ini berita,” katanya.
Taka lama setelah itu, ia lalu bergegas pulang, namun Syahrul mengikuti dari belakang.
Saat akan meninggalkan lokasi itu, Syahrul kata dia membuka pintu mobil dan melemparkan uang itu.
Tak berselang lama, ia dikejar oleh Kepolisian Sektor Aralle dan menggeledahnya.
Namun sebelum diamankan kepolisian, Ismail mengaku membuang kantong plastik berwarna hitam di dalamnya berisi uang, yang sebelumnya tak diketahui jumlahnya.
Diakuinya, saat di kantor polisi, ia menghitung uang itu dan nilainya sebesar Rp. 2.600.000.
Sementara itu Kepala Sekolah SMA 2 Buntumalangka, Ferli mengatakan, ia tetap melanjutkan laporannya, meskipun sebelumnya telah mencabut laporannya di Polsek Aralle.
Ditanya terkait kronologis kejadiannya, Ferli enggan membeberkan, namun ia mengatakan, kronologisnya sesuai yang disampaikan pihak kepolisian.
Meski begitu, Ferli mengakui bahwasanya terlapor yakni inisial I, A dan M telah memeras dirinya, dengan cara mengancam akan memberitakan pekerjaan pembangunan gedung sekolah, jika ia tak membayar Rp.30 juta.
Bahkan dia akui, ia sempat memberikan uang kepada ketiga terlapor, sebesar Rp. 2.600.000.
“Intinya saya diperas dengan cara dimintai uang sebesar Rp. 30 juta secara langsung. Ada ancamannya semacam akan mengangkat berita kalau tidak saya kasih uang,” katanya.
Samuel M