Foto: Warga Desa Popenga tandu jenazah sejauh 40 Km di atas jalan berlumpur
JOURNALNVESTIGASI.COM, MAJENE – Kurangnya perhatian pemerintah terhadap akses jalan, kerap menjadi keluh kesah masyarakat.
Akses jalan merupakan urat nadi perekonomian masyarakat di suatu daerah.
Namun, apa jadinya jika akses jalan yang seharusnya memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat, berbanding terbalik dengan reality.
Seperti yang dialami masyarakat di Urekang, Dusun Batannato, Desa Popenga, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Betapa tidak, akibat kondisi jalan sulit diakses, warga terpaksa menandu jenazah sejauh 40 Km.
Kondisi ini dialami keluarga Alang, warga Urekang, Desa Popenga, pada Sabtu (21/5/2022) kemarin.
Jalan licin, terjal dan kian memburuk, memaksa Alang dan keluarganya menandu jenazah kerabatnya bernama Daning, sejauh 40 km dengan waktu tempuh 6 jam.
Hal itu terpaksa ia lakukan karena mobil jenazah, tidak dapat melalui akses jalan ke kampungnya.
Alang menerangkan, almarhum menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit (RS) Majene sekira pukul 09.00 Wita kemarin.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Daning dibawa menggunakan ambulans.
Karena akses jalan rusak parah, ambulans hanya bisa mengantar jenazah Daning di Desa Sambabo, Kecamatan Ulumanda.
Akibatnya, warga berinisiatif menandu jenazah menggunakan bambu beralaskan sarung yang ditutup terpal.
“Kendaraan hanya sampai di situ, jadi jenazah ditandu sejauh 40 Km,” kata Alang, Minggu (22/5/2022) pagi tadi.
Ironisnya, kondisi ini tidak hanya sekali dialami warga.