Namun hingga saat ini, tiket untuk pulang, belum juga dimiliki 50 peserta lainnya termasuk dirinya.
“Kami belum punya tiket, kami dimintai lagi KTP untuk pengurusan tiket,” katanya saat dihubungi via telepon, Jumat 1 Juli 2022.
Parahnya lagi, hingga saat ini pihaknya belum tidur lantaran harus menunggu jadwal pemberangkatan di Bandara.
“Kami belum ada tidur, di sisni hanya ada beberapa panitia yang tinggal. Kalau pak Kadis dan Kabid sudah pulang,” tandasnya.
Hal itu dibenarkan Panitia Penyelenggara, Harun Nirwandi, sataf Dinas PMD Mamasa. Dia mengatakan, hal itu terjadi karena kesalahan pihak travel.
Menurutnya, jauh hari sebelumnya nama-nama yang akan diberangkatkan sudah diberikan ke pihak travel.
“Tapi namanya orang banyak jadi mungkin ketersediaan sehingga ada sekitar 50 orang masih di bandara saat ini,” katanya.
Meski begitu, Harun mengaku pemberangkatan 50 peserta yang terlantar sudah dijadwalkan terbang pukul 12.00 Wib sebentar.
Kegiatan Bimtek ini mendapat sorotan dari pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat, Kabupaten Mamasa, Marthen Ma’dika.
Sekretaris Lira Mamasa, Marthen Ma’dika menilai kegiatan Bimtek terhadap kepala desa yang diselenggarakan Dinas PMD Mamasa, di Jakarta, merupakan pemborosan anggaran.
Kata dia, seharusnya Bimtek digelar di Mamasa saja, sesuai harapan Pj. Gubernur Sulbar, Akmal Malik, yang menyarankan Bimtek dilakukan di Mamasa sehingga ada perputaran ekonomi.
Parahnya lagi, selain pemborosan anggaran menurut dia, saat ini ada sebanyak 50 peserta bintek terlantar di Bandara karena belum memilik tiket pulang.