Kata dia, jika masyarakat mengeluh, ia memberi penjelasan bahwa PDAM tidak mengalir akibat bencana longsor.
“Masyarakat bilang kenapa selalu longsor, sekalian saya kirimkan foto, saya bilang tanya Tuhan kenapa longsor terus,” ucap Awaluddin, saat ditemui Senin (23/5/2022) lalu.
Awaluddin menjelaskan, suplai air bersih ke rumah-rumah warga tidak lancar dan bahkan tidak mengalir, itu disebabkan bencana alam.
Menurut dia, longsor cenderung dipengaruhi tingkat curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan pipa saluran air pecah.
Selain itu, curah hujan tinggi juga kerap memengaruhi mulut saluran pipa tertutup di area sumber mata air.
Dia tak menampik, hampir semua layanan PDAM beberapa bulan belakangan mengalami bencana.
Baik yang ada di Kecamatan Nosu, Bambang, Sumarorong dan Tabulahan.
Khusus dua sumber air di wilayah Kecamatan Mamasa, ungkap Awaluddin, di mana-mana terjadi longsor.
Awaluddin percaya diri mengaku pelayanan PDAM telah maksimal, tadinya hanya ada dua kecamatan yang terlayani, sudah mencapai 10 kecamatan.
Hal itu dianggap maksimal karena adanya dana penyertaan modal dari pemerintah daerah.
Kendati mengaku mendapat dana penyertaan modal setiap tahunnya, namun Awaluddin tak menyebut berapa total dana yang ia terima setiap tahun.
Kata Awaluddin, penyertaan modal diberikan berdasarkan kebutuhan.
“Tergantung upaya memperluas jangkauan pelayanan PDAM,” tandasnya.
Keluhan Konsumen PDAM Mamasa
Sofyan, salah seorang pelanggan yang bermukim di wilayah Kecamatan Tawalian, mengaku mengeluh terkait pelayanan PDAM.