Ironinsnya, janin di dalam kandungan warga yang ditandu, tidak bisa diselamatkan karena mengalami keguguran.
Terkait kondisi ini, Andi harus menahan pahitnya hidup di daerah pedesaan tanpa perhatian serius dari pemerintah.
“Jangankan roda empat, roda dua saja dipaksa baru bisa lewat begitu parahnya,” kata Adin, Sabtu, (4/6/2022).
Andi berharap, kondisi jalan ini mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sebab jika tidak, maka ia mengancam bakal melakukan aksi protes.
“Kalau tidak ada ini perbaikan dalam waktu singkat terpaksa kami melakukan aksi,” kata Adin.
Aksi itu harus dilakukkan Andi, lantaran hasil bumi warga di dua desa itu sulit diangkut keluar karena kondisi jalan.
Sementara, di Desa Passembuk, saat ini jagung warga mencapai 300 ton namun sulit mobilisasi keluar karena akses jalan.
“Apalagi kalau hujan kadang-kadang dua malam mobil di jalan,” ucap Adin.
Merespon itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Sulawesi Barat, Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Mamasa, Fraksi Partai Golkar, Sudirman saat dikonfirmasi via telpon mengatakan, untuk diintervensi mesti melalui mekanisme berdasarkan kemampuan keuangan daerah.
Meski demikian, pihaknya akan melaporkan ke Pemprov, bahwa jalan tersebut sudah rusak parah.
“Nanti saya laporkan kembali bahwa jalan di dua desa itu sudah rusak parah,” tandasnya.(*)