Beliau menjelaskan bahwa pengadaan hutang dimaksudkan untuk pengembangan kualitas SDM dan segala infrastruktur pendukungnya.
Sehingga dibutuhkan komitmen yang kuat dalam pengolahan segala kebijakan yang berkaitan dengan anggaran.
Dari sisi mata dunia internasional beliau juga sempat menyinggung masalah hutang yang dialami oleh Sri Lanka.
Dimana keadaan negara sudah tidak mampu menanggung hutang dan dalam kondisi bangkrut.
“Kita memerlukan komitmen yang kuat dalam hal pengadaan hutang luar negeri ini. Sehingga kejadian seperti Sri Lanka tidak akan terjadi di Indonesia.
Karena tidak bisa dipungkiri bahwa negara terutama yang sedang berkembang memerlukan hutang dalam pembangunannya.” ungkap Sumiati dalam memaparkan kondisi keuangan dan hutang Indonesia saat ini.
G20 sendiri merupakan forum kerjasama multilateral, yang terdiri dari 19 negara serta satu organisasi antarpemerintah dan super nasional yaitu Uni Eropa.
Tujuan dari forum ini adalah sebagai wadah untuk menciptakan perekonomian negara yang kuat dan berkesinambungan. Konferensi Tingkat Tinggi G20 dilaksanakan sekali setiap tahunnya.
Dan pada tahun 2022 ini, Indonesia akan menjadi tuan rumah dimana KTT G20 akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali.(*)