Kata Pampa, saat Sa’hambulu itu ke luar dengan isyarat kebaikan, maka hasil pertanian warga akan melimpah ruah, ternak berkembang pesat dan masyarakat akan dijauhkan dari wabah penyakit dan bencana alam.
Sebaliknya, saat Sa’hambulu keluar dengan isyarat malapetaka, maka akan terjadi bencana atau musibah yang hebat disekitar wilayah itu.
Misalnya saja, pada sekitar tahun 1984 terjadi longsor dahsyat di Buntu Tille ( saat ini dikenal sebagai darah perbatasan Desa Masoso dan Desa Salutabang), dan menimbulkan guncangan besar seperti gemba bumi.
Dampak dari longsor itu menyebabkan banjir bandang yang akhirnya menyapu bersih areal sawah, perkebunan, dan perkampungan di sepanjang hilir sungai.
Hal tersebut terjadi setelah salah seorang warga mendengar gemuruh suara Sa’hambulu, pada malam, sebelum terjadinya bencana pada dini hari itu.
Konon, saat itu Sa’hambulu terbang menyusuri sungai menuju ke laut, maka beberapa titik lokasi hutan di pinggir sungai yang dilalui oleh burung raksasa itu terjadi kebakaran.
Cerita mistis berbeda dituturkan oleh Timbam, yang juga warga Ulumambi.
Katanya, Sa’hambulu telah turun-temurun diceritakan oleh orang tua yang hidup dimasa itu, bahwa pernah terjadi seekor kerbau terjatuh dari hulu air terjun.
Namun yang menjadi misterius karena kerbau tersebut hilang tanpa jejak, sehingga ada yang mengaitkan keanehan itu dengan keberadaan burung Sa’hambulu yang mendiami air terjun Sambabo.