Foto: Pemandangan Hamparan Awan dan Sunrise di Atas Buntu Kepa’/JKS
JOURNALINVESTIGASI.COM, MAMASA – Embun pagi bak lautan di samudera menyelimuti deretan palung yang jauh di dasar laut.
Ia ada namun tak terlihat sebab lautan menutupinya.
Tanah masih berbau basah, mata hari di ufuk Timur muncul tampak ragu-ragu seakan mengintip dari balik pegunungan quarles.
Demikian gambaran Buntu Kepa’ saat pagi menyambut hari baru.
Lautan embun pagi menutupi deretan pegunungan yang mengelilingi kota Mamasa, seperti ombak memecah karang di lautan.
Pemandangan ini tak lalu sia-sia. Ia memberi candu bagi mereke yang menikmatinya.
Buntu Kepa’, begitu ia dikenal. Sebuah mahakarya sang pencipta.
Buntu Kepa’ berada di Desa Taupe, di bawah kaki Gunung Mambulilling, kurang lebih satu kilometer di sebelah Utara Ibu Kota Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Di atas ketinggian kurang lebih 1.200 MDPL, Buntu Kepa’ dikelilingi perbukitan hutan pinus.
Di atas puncak Buntu Kepa’ seluas 100 meter persegi, dari kejauhan Kota Mamasa dapat dinikmati keindahannya.
Puncak ini awalnya ditumbuhi pohon pinus dan semak belukar.
Tetiba, tempat ini ramai dikunjungi sejak kurang lebih sebulan terakhir.
Itu setelah pemilik lahan, Boby Pata’langi menyulapnya jadi tempat wisata negeri di atas awan, yang tak kalah menarik dari tempat wisata serupa lainnya.
Di atas puncak Boby menyediakan tempat santai berupa tiga buah gazebo untuk menikmati pemandangan hamparan awan di kala pagi, dan sunset di kala senja mulai berlalu.