Rumahnya Dihantam Tanah Bergerak, Ambe Bongga “Terpaksa” Merdeka di Tengah Kesulitan Tempat Tinggal

Gubuk milik Ambe Bongga, usai rumahnya diterjang tanah bergerak

Di rumah itulah sejak hampir setahun lamanya, Ambe’ bersama istrinya menjalani masa tua.

Tak ada pekerjaan tetap, memaksa Ambe untuk bertahan hidup dengan berjualan campuran.

Omset dari berjualan itu tak seberapa, namun cukup untuk ia dan istrinya bertahan hidup.

Bacaan Lainnya

Apalagi di usia senja, kakek 17 cucu itu tak punya daya untuk bertani maupun jadi buruh tani.

Ironisnya, hampir setahun musibah itu terjadi, kakek itu tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik tingkat desa maupun kabupaten.

Sementara Rumah Jabatan dan rumah milik ASN yang juga terdampak musibah itu, telah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah.

Talud milik rumah jabatan dan halamannya telah dipoles ulang, pekarangan milik ASN yang tak jauh dari rumah milik Ambe, juga telah berdiri talud lebih tinggi dari atap rumah.

Menurut Ambe, pada saat rumah jabatan dan rumah milik ASN yang menjabat sebagai kepala bidang di salah satu instansi pemerintah, ia turut dijanjikan talud rumahnya akan diperbaiki.

Belakangan setelah talud rumah jabatan usai, ia diberitahu bahwa talud rumahnya belum bisa dikerjakan karena keterbatasan anggaran.

“Katanya tidak ada anggaran jadi tidak dikerja,” ketus Ambe’, ditemui di gubuknya, Selasa (15/8/2023).

Di usia yang senja, Ambe tak bisa berbuat banyak, ia hanya pasrah menjalani kehidupan meski hidup di atas gubuk di tanah yang ia pinjam.

Seakan menanti keajaiban, Ambe berharap mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah.

Kendati kesulitan tempat tinggal, di momen peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia, Ambe merasa bersyukur lantaran masih bisa merasakan hari kemerdekaan.

Pos terkait