Kepala Desa Panetean, Fikal, mengatakan, selain untuk antisipasi longsor, pembangunan talud bermanfaat pula bagi penguatan pondasi jalan agar awet dan tidak mudah rusak, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga desa untuk beraktivitas.
Warga Desa Panetean mayoritas beraktivitas dan bermatapencaharian di bidang pertanian.
Desa berpopulasi 1.015 jiwa dengan 203 kepala keluarga ini sebagian besar menggantungkan hidupnya dari panen hasil pertanian, baik untuk diperdagangkan maupun digunakan sebagai konsumsi pribadi.
Kondisi ini ditangkap dengan baik oleh pengelola dana desa di Desa Panatean terutama oleh Kepala Desa Panatean, dengan membangun irigasi perpipaan demi mendorong produktivitas pertanian.
Sejak tahun 2020, Desa Panatean telah membangun irigasi perpipaan dan di tahun 2021 ini, Desa Panatean kembali memperluas cakupan wilayah irigasi perpipaan dengan menetapkan anggaran Dana Desa sebesar Rp126 juta untuk pembangunan di tempat yang berbeda.
“Di samping pembangunan irigasi perpipaan, Desa Panetean juga berinisiatif untuk memperbaiki jalan di area persawahan,” ungkap Fikal,
Lanjut Fikal, Ini merupakan contoh implementasi pembangunan berkelanjutan berskala desa, karena jalan produksi (usaha) tani atau production road merupakan cikal bakal multiplier effect.
Itu berujung pada peningkatan kesejahteraan petani melalui perbaikan mobilitas kegiatan perekonomian, serta dapat menekan cost pada proses produksi dan distribusi produk pertanian.
Lebih spesifik, pembangunan infrastruktur jalan ini membantu meningkatkan mobilitas alat dan mesin pertanian, pengangkutan sarana produksi menuju lahan pertanian.